Pelanggan kancut

Saturday, August 20, 2016

Anjay! Rokok 50rebu.


Sedikit terusik tentang pemberitaan kenaikan rokok yang diisukan bakal naik menjadi 50rb/bungkus (gile gile gile..). Jadilah postingan yang geblek ini terlahir.

Temen-temen gue dikantor sedikit sedikit udah ada yang mulai lebay. "Ok, gue berenti ngerokok klo harganya sampe segitu!!" Ucap temen gue mantab. Padahal doi ngerokok juga minta ama gue. Kampret.

Gue pun akhirnya memutuskan mencari fakta tentang isu ini. Ternyata berita ini baru gosip doang. Entah ini teori konspirasi apalagi. Yang pasti belum ada kejelasan tentang beritanya. Mungkin media cuma mau naikin rating. Atau mungkin ini adalah pengalihan isu dari sinetron tuyul dan mbak yul yang disetel ulang di tipi. Entahlah..

Gue sendiri pun seorang perokok aktif. Saking aktifnya, gue bisa ngerokok sambil salto kebelakang diatas motor. *anjay*.

Menurut info yang gue baca, ide kenaikan rokok muncul dikarenakan rokok di Indonesia terlalu murah (murah pale lu jumbo!!). Jadi membuat masyarakat mudah membeli dan akibatnya kesehatan masyarakat menjadi menurun.

Well, gue ga tottaly agree klo alasannya cuma gara-gara itu doang rokok jadi naek. Gue rasa pemerintah ga sebloon itu untuk memutuskan harga naik karena kesehatan. Klo emang bener begitu cara mengambil keputusannya, Terus klo banyak orang yang kena asem urat, elu mau naekin harga kambing gitu? Ga make sense.

Isu tentang anti rokok ini udah banyak banget sebenernya di semua media. Dari fatwa rokok haram, sampai penyebaran isu filter rokok yang terbuat dari darah babi. Yang pada intinya ingin mengkampanyekan anti rokok. Dan menganggap perokok itu najis. *ngaca*

Kayanya emang udah jadi watak orang Indonesia (gue pun juga) yang cepet ngejudge segala sesuatu tanpa adanya kajian ilmiah terlebih dahulu. Semua dipandang negatifnya doang. Positifnya dianggap ga ada. Karena memang pada kenyataannya lebih mudah mencari kesalahan ketimbang mengakui kebenaran.

Gue bukan pengen membela orang yang ngerokok. Tapi gue pengen nyoba mengapresiasikan pikiran gue lewat tulisan ini. Klo mengeluarkan suatu gagasan harus berdasarkan fakta yang ada. Bukan karena 'katanya dokter'. Apalagi katanya Julia perez.

Klo memang rokok itu dianggap negatif, gue juga pengen tau apa dampak positif dari rokok. Dari situ baru bisa diambil keputusan bahwa rokok ini benar bermanfaat atau benar mudharat. Itu baru fair. (Anjir, serius bener gue.)

Klo emang alibinya kenaikan ini karena kesehatan. Gue juga pengen ada kajian tentang asap kendaraan bermotor. Limbah tambang. Sampe daki leher orang yang jarang mandi. Itu semua berhubungan dengan kesehatan. Dari semua faktor yang menyebabkan kesehatan menurun, klo emang bener rokok yang paling banyak menyumbangkan penyakit, jangan nangung. Pabrik rokonya ditutup sekalian. Dan bantai semua pohon tembakau yang ada di dunia. Ya, dunia. (So iye bener gue).

Ga mau panjang lebar. Semoga isu ini tetap menjadi sebuah isu. Kalaupun manti menjadi kenyataan, semoga bukan karena alasan yang bloon.

*bakar rokok*

2 comments:

  1. kalo aku setuju aja harga rokok dinaikin..
    kalo ada partai anti rokok, aku ada digaris depan..cieeeeeeee so bener ya drpd so gkbener..wkwkwk

    ReplyDelete
  2. daripada ga bener-bener. *Lah?*

    ReplyDelete